Coba deh jawab jujur: kamu pernah dengar istilah IMS nggak, sih? Atau malah udah sering banget dengar tapi masih bingung sebenarnya itu apa?
IMS itu singkatan dari Infeksi Menular Seksual, yaitu infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual — baik vaginal, oral, maupun anal. Tapi tunggu dulu… jangan langsung mikir ini topik “berat” atau tabu. Justru, makin kita tahu, makin kita bisa melindungi diri dan orang lain.
Apalagi nih, di era sekarang — di mana informasi bebas berseliweran di media sosial, banyak anak muda yang terpapar hal-hal dewasa lebih dini. Sayangnya, belum semua dibarengi edukasi yang cukup tentang seksualitas yang sehat dan aman. Dan hasilnya? Yup, kasus IMS di kalangan remaja makin meningkat tiap tahun.
Nah, biar kamu nggak cuma “ngeh doang” tapi juga paham, yuk kenali 5 jenis IMS yang paling umum terjadi di kalangan remaja saat ini. Baca sampai habis ya — penting banget!
1. Klamidia (Chlamydia)
Kalau IMS ada “raja silent”–nya, bisa dibilang klamidia juaranya. Kenapa? Karena sering banget nggak nunjukin gejala apapun, terutama di awal. Tapi diam-diam bisa bikin kerusakan serius, lho.
Gejala (kalau ada):
- Rasa nyeri saat buang air kecil
- Keputihan yang tidak normal (pada perempuan)
- Nyeri di testis (pada laki-laki)
Fakta penting:
- Klamidia bisa bikin infertilitas (sulit punya anak) kalau dibiarkan.
- Bisa ditularkan lewat hubungan seks tanpa kondom, bahkan lewat seks oral!
❗ Remaja kadang merasa “aman” karena nggak ada gejala, padahal bisa jadi udah tertular. Makanya penting banget untuk cek kesehatan seksual secara berkala, apalagi kalau aktif secara seksual.
2. Gonore (Kencing Nanah)
Disebut juga dengan “the clap”, gonore jadi salah satu IMS yang paling sering dilaporkan di kalangan remaja.
Gejala:
- Keluar cairan putih atau kuning dari penis atau vagina
- Rasa panas saat pipis
- Nyeri di area genital
Fakta penting:
- Gonore bisa menyerang mata, tenggorokan, bahkan anus.
- Strain baru dari bakteri gonore makin resisten terhadap antibiotik — artinya, makin sulit diobati.
Kalau kamu merasa gejala ini “malu-maluin” dan jadi nggak mau periksa, ingat: lebih malu kalau nanti komplikasinya parah dan kamu telat bertindak.
3. Herpes Genital
Ini nih, yang paling membandel dan bisa muncul kapan aja. Herpes genital disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV), dan setelah terinfeksi, virusnya bisa “tidur” di tubuh dan aktif lagi saat imun drop.
Gejala:
- Luka melepuh di sekitar alat kelamin atau mulut
- Nyeri saat buang air kecil
- Demam, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening
Fakta penting:
- Nggak ada obat yang bisa menyembuhkan herpes secara total — hanya bisa dikontrol.
- Bisa menular meskipun tidak sedang ada luka atau gejala.
Banyak remaja merasa aman karena “nggak kelihatan ada luka”, padahal tetap bisa menularkan. Lagi-lagi: edukasi adalah kunci.
4. Sifilis (Raja Singa)
Awalnya terlihat “biasa aja”, tapi jangan tertipu. Sifilis itu berbahaya banget kalau nggak diobati. Infeksi ini punya 4 tahap, dan bisa merusak organ dalam seperti otak dan jantung kalau dibiarkan.
Gejala awal:
- Luka tidak sakit di area kelamin, anus, atau mulut
- Ruam-ruam di telapak tangan atau kaki
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Fakta penting:
- Bisa menular lewat ciuman, seks oral, dan kontak langsung dengan luka sifilis.
- Bisa dicegah dengan penggunaan kondom yang benar.
Sifilis itu “peniru ulung” — gejalanya mirip penyakit lain, jadi gampang banget disepelekan. Padahal bisa fatal kalau nggak ditangani.
5. HPV (Human Papillomavirus)
HPV ini ibarat “ninja” — nggak kelihatan tapi bisa meninggalkan dampak serius, termasuk kanker serviks pada perempuan.
Gejala:
- Seringkali tanpa gejala
- Tumbuhnya kutil kelamin (jika muncul gejala)
Fakta penting:
- Ada ratusan tipe HPV, tapi beberapa bisa memicu kanker.
- Vaksin HPV sudah tersedia dan direkomendasikan sejak usia remaja.
Vaksin HPV itu investasi kesehatan jangka panjang — jangan nunggu sakit dulu buat ambil tindakan!
Jadi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Kamu udah baca sampai sini? Keren! Berarti kamu serius peduli sama kesehatan diri sendiri. Sekarang, waktunya ambil aksi nyata. Gimana caranya?
✅ Pakai kondom setiap kali berhubungan seks.
✅ Rutin cek kesehatan seksual, terutama kalau aktif secara seksual.
✅ Jangan malu bicara soal seksualitas — ngobrolin bukan berarti nakal, tapi peduli!
✅ Ikut vaksinasi, terutama HPV.
✅ Edukasi diri sendiri dan teman-teman. Kamu bisa jadi agen perubahan, lho!
Penutup: Sekarang Kamu Lebih Siap
IMS itu bukan cuma soal siapa yang “nakal” atau “nggak”. Ini soal pengetahuan, tanggung jawab, dan perlindungan diri. Dengan kamu membaca artikel ini, kamu sudah satu langkah lebih maju dibanding mereka yang masih menyepelekan isu ini.
Jadi, yuk sama-sama bangun generasi yang melek kesehatan seksual, bukan cuma berani coba, tapi juga berani peduli dan jaga diri.
Kalau kamu punya pertanyaan atau pengalaman soal IMS (anonim, tentu aja), boleh banget share di kolom komentar. Siapa tahu bisa bantu orang lain juga!