ArtikelHIV-AIDS

Perilaku Berisiko yang Meningkatkan Peluang Terinfeksi HIV

1

Coba deh, bayangin: kamu lagi duduk santai di kafe, scroll medsos, tiba-tiba muncul info soal HIV. Tapi… kamu skip. Mungkin karena mikir, “Ah, itu gak bakal kejadian sama aku.”

Eits, hati-hati! Justru pikiran kayak gitu yang bisa bikin kita lengah. Karena faktanya, HIV masih jadi masalah serius sampai hari ini, bukan cuma di luar negeri, tapi juga di sekitar kita. Dan yang sering gak kita sadari adalah: perilaku sehari-hari kita bisa aja termasuk ke dalam kategori berisiko tinggi.

Yuk kita bahas bareng-bareng! Tapi tenang, gak akan boring kok. Kita kupas dengan gaya santai, informatif, dan tentunya relevan dengan kondisi kekinian.

HIV di Era Sekarang: Masih Perlu Waspada?

Jawabannya: YA, BANGET!

Data dari UNAIDS dan Kemenkes menunjukkan bahwa jumlah orang dengan HIV masih terus bertambah setiap tahunnya di Indonesia. Bahkan, banyak yang gak sadar kalau mereka terinfeksi. Kenapa? Karena HIV sering gak nunjukkin gejala langsung. Baru ketahuan pas udah masuk stadium lanjut.

Makanya penting banget untuk mengenali perilaku-perilaku yang bisa meningkatkan risiko tertular HIV. Bukan buat nakut-nakutin, tapi supaya kita bisa ambil langkah preventif dari sekarang.

Perilaku Berisiko yang Perlu Kamu Tahu

Kita sering mikir kalau HIV itu cuma urusan ‘orang tertentu’. Padahal, siapa pun bisa terpapar kalau gak hati-hati. Berikut ini beberapa perilaku berisiko tinggi yang masih banyak terjadi, terutama di kalangan muda:

1. Seks Tanpa Pengaman

Yes, ini nomor satu. Aktivitas seksual tanpa kondom, terutama dengan pasangan yang status HIV-nya gak diketahui, punya risiko tinggi. Ini gak cuma soal hubungan heteroseksual, tapi juga homoseksual.

Fun fact: Penggunaan kondom secara konsisten bisa menurunkan risiko penularan HIV hingga 98%! Jadi, bukan cuma alat kontrasepsi, tapi juga pelindung dari penyakit menular.

2. Berganti-ganti Pasangan Seksual

Semakin banyak pasangan, semakin besar juga peluang tertular. Bahkan kalau kamu pakai pengaman, tetap ada risiko kalau kamu gak tahu riwayat kesehatan pasanganmu.

Coba deh pikirin: kamu tahu gak status HIV dari semua pasanganmu?

3. Penggunaan Narkoba Suntik

Berbagi jarum suntik, meskipun “cuma sekali”, bisa jadi fatal. Virus HIV bisa masuk lewat darah dari jarum yang sudah terkontaminasi. Masalahnya, praktik ini masih banyak terjadi diam-diam, terutama di komunitas-komunitas tertentu.

Kalau kamu kenal seseorang yang sedang berjuang dengan ketergantungan narkoba, ajak ngobrol, dukung mereka untuk cari bantuan profesional.

4. Tato atau Tindikan di Tempat Tidak Steril

Siapa sangka, gaya hidup kekinian juga bisa bawa risiko kalau gak hati-hati. Jarum yang tidak disterilkan bisa jadi media penularan HIV. Jadi, pastikan kamu melakukan tato atau tindikan di tempat yang bersertifikasi dan bersih.

5. Tidak Tes HIV Secara Berkala

Banyak orang gak tahu bahwa mereka bisa hidup bertahun-tahun dengan HIV tanpa gejala. Tes HIV secara berkala itu penting banget, terutama kalau kamu merasa pernah melakukan perilaku berisiko.

Gak Cuma Soal Diri Sendiri, Tapi Juga Orang Lain

Mengenali dan menghindari perilaku berisiko bukan cuma buat lindungi diri kita sendiri, tapi juga orang-orang yang kita sayangi. Pasangan kita, anak-anak kita di masa depan, dan lingkungan sekitar kita. Kamu peduli, kamu bertindak.

Yuk, Obrolin HIV Tanpa Stigma

Banyak orang gak mau ngomongin HIV karena takut dicap negatif. Padahal, itu justru bikin masalah jadi lebih rumit. Edukasi dan empati adalah kunci.

Punya temen yang positif HIV? Dukung dia. Jangan jauhi. HIV gak menular lewat pelukan, cipika-cipiki, atau duduk bareng.

Kamu sendiri? Gak usah takut buat periksa. Tes HIV sekarang sangat mudah dan banyak yang gratis, bahkan bisa lewat layanan online!

Apa yang Bisa Kamu Lakukan Hari Ini?

  • Gunakan pengaman setiap berhubungan seksual
  • Jangan berganti-ganti pasangan sembarangan
  • Hindari penggunaan narkoba suntik
  • Pastikan alat medis, tato, atau tindikan steril
  • Lakukan tes HIV secara rutin
  • Edukasi orang-orang di sekitarmu

HIV bukan lagi penyakit yang asing, tapi juga bukan kutukan. Dengan edukasi yang tepat, sikap peduli, dan kesadaran tinggi, kita bisa sama-sama menurunkan angka penularan HIV di Indonesia.

Jadi, mulai dari sekarang…
Yuk kenali, yuk peduli!

Exit mobile version