Hidup dengan HIV bukan hanya soal menjaga kesehatan fisik. Banyak Orang dengan HIV (ODHIV) yang diam-diam berjuang melawan badai di dalam pikiran mereka rasa cemas berlebihan, depresi yang tak kunjung reda, atau pikiran-pikiran negatif yang terus datang tanpa diundang.
Di tengah gempuran stigma, rasa takut akan masa depan, dan kekhawatiran tentang kesehatan, wajar jika mental ikut terguncang. Namun, kabar baiknya: kesehatan mental bisa dikelola, sama seperti kesehatan fisik. Dan salah satu pendekatan yang paling banyak membantu adalah Terapi Kognitif Perilaku atau yang lebih dikenal dengan CBT (Cognitive Behavioral Therapy).
Apa itu CBT dan kenapa efektif untuk ODHIV?
CBT adalah bentuk terapi psikologis yang fokus membantu seseorang mengenali pola pikir negatif dan menggantinya dengan cara berpikir yang lebih sehat dan realistis. Bagi ODHIV, ini berarti belajar membedakan mana pikiran yang berasal dari fakta, dan mana yang hanya asumsi atau rasa takut yang berlebihan.
Misalnya, ada ODHIV yang berpikir, “Saya pasti akan ditinggalkan semua orang jika mereka tahu status saya.”
CBT membantu menguji pikiran ini: Apakah benar semua orang akan menjauh? Atau sebenarnya ada orang-orang yang peduli dan mau mendukung? Dari sana, pikiran baru terbentuk: “Tidak semua orang akan meninggalkan saya. Ada orang yang menerima saya apa adanya.”
Proses ini memang sederhana, tapi dampaknya luar biasa. Pikiran yang lebih positif akan memengaruhi perasaan, dan perasaan yang lebih tenang akan mendorong perilaku yang lebih sehat.
CBT di dunia nyata: Lebih dari sekadar “duduk dan bercerita”
Di era sekarang, CBT bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tidak hanya tatap muka di ruang terapi, tapi juga lewat telekonseling, aplikasi mental health, bahkan grup pendukung daring khusus ODHIV.
Terapi biasanya melibatkan:
- Latihan mengenali pikiran otomatis yang muncul saat merasa cemas atau sedih.
- Menulis jurnal pikiran untuk mengamati pola yang berulang.
- Latihan relaksasi untuk mengurangi gejala fisik dari stres.
- Simulasi situasi sosial agar lebih percaya diri menghadapi interaksi sehari-hari.
Banyak ODHIV yang setelah menjalani beberapa sesi CBT merasa lebih siap menghadapi stigma, lebih percaya diri dalam mengambil keputusan, dan mampu mengontrol rasa cemas yang dulu menguasai hidup mereka.
Kenapa ini penting dilakukan sekarang
Realitanya, tantangan ODHIV di tahun-tahun terakhir tidak semakin ringan. Pandemi yang baru berlalu, ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, dan paparan informasi negatif di media sosial bisa memperburuk rasa cemas dan depresi. Dalam kondisi seperti ini, CBT bukan sekadar terapi tapi senjata untuk bertahan di tengah tekanan.
Kabar baiknya, banyak layanan kesehatan dan lembaga pendukung yang mulai menyediakan CBT gratis atau dengan biaya terjangkau, khusus bagi ODHIV. Bahkan, beberapa klinik sudah mengintegrasikan CBT dalam layanan perawatan HIV rutin.
Pesan untuk kamu yang sedang berjuang
Kalau kamu merasa cemas, depresi, atau lelah menghadapi semua ini, kamu tidak sendirian. CBT bukan berarti semua masalah langsung hilang, tapi ia memberi bekal untuk menghadapi masalah dengan cara yang lebih sehat.
Ingat, mengelola pikiran itu seperti merawat tubuh: perlu latihan, konsistensi, dan kadang butuh bantuan profesional. Dan itu bukan kelemahan itu adalah bentuk kekuatan.
Jadi, jika kesempatan mengikuti CBT terbuka di kotamu atau secara daring, cobalah. Karena langkah kecil hari ini bisa jadi awal dari hidup yang lebih tenang, lebih kuat, dan lebih penuh harapan.