ArtikelHIV-AIDSIMSKesehatanODHIV

Olahraga yang Aman dan Bermanfaat bagi ODHIV dan Penyintas IMS

1
×

Olahraga yang Aman dan Bermanfaat bagi ODHIV dan Penyintas IMS

Share this article

Banyak orang berpikir, kalau sedang hidup dengan HIV atau pernah mengalami Infeksi Menular Seksual (IMS), berarti harus membatasi aktivitas fisik dan menghindari olahraga. Padahal, justru sebaliknya! Olahraga yang tepat bisa menjadi “teman baik” untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan rasa percaya diri.

Sekarang, di era di mana informasi sudah lebih terbuka dan stigma mulai berkurang (meski belum hilang sepenuhnya), semakin banyak ODHIV dan penyintas IMS yang aktif kembali menjalani hidup sehat, termasuk melalui aktivitas olahraga.

Kenapa Olahraga Penting?

Bagi ODHIV, olahraga membantu menjaga daya tahan tubuh, memperkuat otot, dan mendukung kesehatan jantung. Selain itu, aktivitas fisik juga terbukti mengurangi stres, kecemasan, bahkan gejala depresi yang kerap muncul akibat tekanan sosial atau rasa khawatir akan kondisi kesehatan.

Untuk penyintas IMS, olahraga membantu tubuh pulih lebih cepat, memperlancar sirkulasi darah, dan menjaga kebugaran agar sistem imun tetap optimal. Yang tak kalah penting, olahraga memberi sinyal pada diri sendiri bahwa “Saya peduli dengan tubuh saya dan ingin hidup lebih sehat.”

Pilih Olahraga yang Tepat, Jangan Asal Berat

Kuncinya ada di kata “aman”. Bukan berarti harus menghindari olahraga sama sekali, tapi pastikan jenis olahraga sesuai dengan kondisi tubuh dan tidak menimbulkan risiko cedera berlebihan.

Beberapa olahraga yang direkomendasikan:

  • Jalan kaki santai atau brisk walking: mudah dilakukan, minim risiko, dan bisa dilakukan kapan saja.
  • Bersepeda santai: baik untuk jantung, paru-paru, dan otot kaki.
  • Yoga atau pilates: membantu fleksibilitas, kekuatan inti, dan relaksasi mental.
  • Renang: melatih seluruh tubuh sekaligus memberikan efek menenangkan.
  • Senam ringan: bisa dilakukan di rumah dengan panduan video atau mengikuti kelas komunitas.

Kalau tubuh sedang kurang fit atau sedang dalam fase pemulihan, mulailah dengan durasi 10–15 menit, lalu tingkatkan secara bertahap.

Dengarkan Tubuhmu, Bukan Ego

Kadang, kita tergoda untuk memaksakan diri demi merasa “normal” atau “setara” dengan orang lain. Tapi ingat, tubuh punya bahasa sendiri. Kalau merasa pusing, nyeri berlebihan, atau sesak, berhentilah sejenak. Istirahat itu bukan berarti menyerah, tapi memberi kesempatan bagi tubuh untuk pulih.

Manfaat Sosial dari Olahraga

Selain sehat secara fisik, olahraga juga membuka peluang untuk memperluas jaringan pertemanan. Bergabung dengan komunitas olahraga, ikut fun run, atau sekadar berjalan bersama teman bisa meningkatkan rasa kebersamaan dan mengurangi rasa kesepian yang kerap dirasakan ODHIV dan penyintas IMS.

Di beberapa kota, bahkan sudah ada komunitas olahraga yang ramah terhadap semua orang tanpa diskriminasi. Lingkungan seperti ini bukan hanya memberi ruang untuk berkeringat, tapi juga untuk saling menyemangati.

Olahraga sebagai Bentuk Self-Love

Pada akhirnya, olahraga bagi ODHIV dan penyintas IMS bukan hanya soal membakar kalori atau membentuk tubuh ideal. Ini tentang menghargai diri sendiri, merawat kesehatan, dan membuktikan bahwa hidup tetap bisa aktif, bugar, dan menyenangkan.

Jadi, mulai sekarang, mari lihat olahraga sebagai bagian dari perjalanan hidup yang penuh semangat. Tak perlu menunggu sempurna atau menunggu “waktu yang tepat” cukup mulai dari langkah kecil, karena kesehatan adalah investasi terbaik yang bisa kita berikan untuk diri kita sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *