ArtikelODHIV

Stigma terhadap ODHIV: Mengapa Masih Ada dan Bagaimana Menghentikannya?

1
×

Stigma terhadap ODHIV: Mengapa Masih Ada dan Bagaimana Menghentikannya?

Share this article

Pernah nggak sih kamu mendengar kalimat seperti ini:
“Jangan dekat-dekat sama dia, dia kan HIV positif.”
Atau… “Kalau dia sakit begitu, pasti akibat gaya hidup yang salah.”

Kalimat-kalimat seperti ini mungkin terdengar sepele, tapi dampaknya? Besar banget. Inilah yang disebut stigma—cap negatif yang ditempelkan kepada orang dengan HIV (ODHIV).

Padahal, HIV bukan kutukan, bukan juga hal yang bikin seseorang harus dijauhi. Yang menyakitkan bukan cuma penyakitnya, tapi juga sikap lingkungan sekitar yang seringkali penuh prasangka.

Kenapa Stigma Masih Ada?

Ada beberapa alasan kenapa stigma terhadap ODHIV terus bertahan sampai hari ini:

  1. Kurangnya Edukasi
    Banyak orang masih mengira HIV menular lewat sentuhan, pelukan, atau makan bareng. Padahal faktanya? HIV hanya bisa menular lewat hubungan seksual tanpa pengaman, darah, jarum suntik, dan dari ibu ke bayi.
  2. Mitos dan Hoaks
    Media sosial kadang jadi “penyebar ketakutan” dengan info yang salah. Misalnya, ada yang bilang HIV bisa menular lewat air liur atau gigitan nyamuk. Totally false!
  3. Label Moral
    ODHIV seringkali dihakimi seolah penyakit ini adalah “hukuman” atas perilaku tertentu. Padahal kenyataannya, siapa pun bisa terdampak HIV baik pria, wanita, orang tua, remaja, bahkan bayi yang baru lahir.

Dampak Stigma yang Jarang Disadari

Coba bayangkan, jika kamu harus berjuang melawan penyakit, tapi sekaligus dijauhi oleh teman, keluarga, atau lingkungan kerja. Berat, kan?

  • ODHIV sering merasa terisolasi.
  • Ada yang takut periksa karena khawatir ketahuan statusnya.
  • Bahkan ada yang berhenti minum obat karena nggak kuat menahan tekanan sosial.

Akibatnya? Bukan cuma kualitas hidup mereka menurun, tapi juga memperbesar risiko penyebaran HIV karena banyak yang enggan melakukan tes atau pengobatan.

Lalu, Bagaimana Cara Menghentikan Stigma?

Nah, di sinilah peran kita semua dibutuhkan. Stigma itu bukan “tugas orang lain” untuk dibereskan, tapi tanggung jawab bersama. Caranya?

Belajar dan Edukasi Diri
Cari tahu fakta seputar HIV dari sumber yang valid. Semakin kita paham, semakin kecil ruang bagi mitos berkembang.

Gunakan Bahasa yang Berdayakan
Alih-alih bilang “penderita HIV”, gunakan “orang dengan HIV” (ODHIV). Bahasa sederhana ini bisa mengubah cara pandang.

Perlakukan Mereka Sama Seperti yang Lain
ODHIV juga manusia biasa. Mereka bisa bekerja, berkeluarga, berkarya, bahkan menginspirasi orang lain.

Jadi Agen Perubahan
Kalau ada teman yang masih salah kaprah tentang HIV, jangan diam. Jelaskan dengan cara yang santai, nggak menggurui.

Yuk, Ubah Cara Pandang Kita!

Stigma bukan hanya menyakiti, tapi juga menghalangi langkah kita menuju dunia tanpa diskriminasi. Bayangkan, kalau setiap orang bisa lebih terbuka dan menerima, hidup ODHIV akan jauh lebih bermakna, penuh dukungan, dan mereka bisa fokus pada hal yang benar-benar penting: menjalani hidup dengan sehat dan bahagia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *